Selamat malam para pembaca yang telah sudi klik link tulisan ringan ini.
Beberapa hari yang lalu, CZL ke salah satu toko mainan dekat kecamatan. Niat membelikan mainan keponakan yang barusan sakit. Sekalian untuk balita kembar tetangga sebelah rumah. Eh toko itu juga jual beberapa macam buku. Beberapa buku umum layaknya kamus, TTS. Mayoritas buku bertema agama Islam semisal kisah para wali, iqro', hidup sesudah mati, dsb.
Nah ini yang mau CZL singgung ringan sebagai bahan renungan plus sharing. Lihat-lihat sekalian CZL membeli buku "Surat Yasiin, Tahlil dan Istighotsah". Karena memang CZL pribadi belum hafal katam surat Yasiin. Ada istighotsahnya pula yang menjadi daya tarik untuk membeli. Ringkas 1 buku berisi 3 pokok isi, beserta pelengkap lain Seperti surat Al-waqi'ah, Al-mulk, ayat seribu dinar dan asma'ul husna.
Terasa biasa ya, biasalah buku surat Yasiin, Tahlil, ataupun istighotsah, yang seharga Rp 9.000. Ya sekilas biasa, lumrah. Tapi ayo coba merenung sejenak. Surat Yasiin, Tahlil, istighotsah, hanya dihargai Rp 9.000. Padahal kalau kita mau, sudi berfikir sejenak, ini merupakan ilmu dunia akhirat. Dunia untuk kita yang masih hidup, akhirat untuk orang tua, saudara, teman, kita yang sudah meninggal. Ilmu yang cuma Rp 9.000 ini akan sangat bermanfaat, sangat berarti, bahkan yang sangat dibutuhkan oleh keluarga kita yang telah meninggal dunia.
Normalnya kita melihat itu merupakan hal yang remeh, buku berharga Rp 9.000, kita abaikan saja. Lebih "wah" dan terfokus pada buku ilmu yang berharga lebih mahal.
Di lain hal yang mungkin seirama. Di era yang modern ini kita seperti tak bisa lepas dari koneksi internet. Untuk selalu apdet / konek internet kita butuh paket data/pulsa. Pernahkah kita sejenak berfikir, berapa pengelolaan kita untuk pulsa dalam satu bulan. Apabila kita bandingkan, lebih besar mana pulsa dengan amal jariyah seperti infaq dan shodaqoh kita. Mari lebih membuka mata hati dan fikiran. Memang, kita bukan ulama, kyai, ustadz, da'i, atau hamba Allah yang beriman besar. Tapi setidaknya amalan-amalan yang kecil kita dapat lakukan. Besar pahala dan diterima atau tidaknya kita serahkan pada yang diatas. Sebagaimana contoh ibadah memberi minum seekor anjing yang sangat kehausan lebih diterima Allah ketimbang sholat Tahajud berpuluh-puluh rakaat tapi tidak kontinyu/istiqomah.