Thursday 16 July 2015

Trip Tanah Grogot, Kab. Paser - Bengalon Kutai Timur (Bagian 2)

Berikut merupakan tulisan lanjutan dari bagian 1, yang belum mengikuti di bagian 1 monggi di klik.

Lanjut istirahat di feri, menunggu penyebrangan sampai di pelabuhan Kariangau-Balikpapan. Hitung-hitung sambil mendinginkan mesin CS125, juga melenturkan otot-otot lengan dan punggung. Penyebrangan memakan waktu 1.5 jam perjalanan feri. Ya terhitung waktu normal. Pernah sekali waktu ditempuh dalam waktu dua jam, mulai ngantri penumpang, sampai ngantri 'parkir' feri itu sendiri. Bila langsung jalan kisaran waktu tempuh hanya sejam. Sebenernya ada alternatif lain penyebrangan menggunakan motor, yakni kapal klotok. Waktu tempuh dari kapal klotok cukup cepat, hanya 30 menit. Meski merupakan 'feri tradisional' tetapi biaya naik klotok lebih mahal dari feri sebenarnya. Biaya klotok sebesar Rp 35.000 menggunakan motor, plus ongkos jasa menaikkan motor dari klotok ke 'dermaganya' sebesar Rp 5.000. Itu untuk biaya ongkos motor bebek dan matic. Jadi setidaknya, kita musti bayar total Rp 40.000 sekali jalan. Lhoh, kenapa ada kata setidaknya mas bro? Karena e karena, ada juga 'oknum' yang menarik ongkos jasa saat menurunkan motor (dari pangkalan/dermaganya ke kapal klotok). Yang sebenarnya ongkos Rp 5.000 itu hanya untuk biaya menaikkan motor yang sudah dijelaskan tadi.

Bandingkan dengan ongkos feri yakni hanya Rp 30.000, tanpa ada ongkos tambahan lain-lain. Bagi CZL, naik feri atau klotok itu sesuai kebutuhan saja. Bila mengejar waktu (biasanya sore), CZL lebih memilih jasa klotok. Ya meski dengan ongkos Rp 40.000-Rp 45.000, tetapi waktu tempuh penyebrangan bisa dipersingkat hanya 30 menit saja. Bila CZL sedang tidak dikejar waktu, naik feri menjadi opsi utama. Selain lebih ekonomis, juga masih bisa menyempatkan istirahat badan plus mengistirahatkan tunggangan lebih lama.

Oke balik cerita. Kisaran pukul 12.00 WITA feri 'mendarat' di pelabuhan Kariangau-Balikpapan. Catatan odometer masih tetap ya pada km 46.152,7. Seusai turun dari kapal, CZL tancap gas tujuan Samarinda. Sekitar pukul 14.10 WITA tiba di SAmarinda, CZL singgah istirahat 30 menit di toko tempat CZL pernah kerja sebelumnya, untuk sekedar beli minum dan camilan. Tak lupa juga menyempatkan jepret odometer, yang mencatatkan angka km 46.263,8. Tepatnya 111,1 km dari pelabuhan kariangau tadi. Ya Bila Tanah Grogot-Penajam dengan jarak tempuh 137,2 km di lahap dengan waktu 2,5jam, karena beberapa 'sektor' jalannya yang masih belum ada perbaikan. Maka perjalanan Balikpapan-Samarinda dengan jarak 111,1 km di tempuh dengan 2 jam saja, sebab karena sudah dijelaskan di Bagian 1, jalanan yang mulus. hanya top speed motor saja yang kurang memadai.

Setelah 30menit beristirahat, perjalanan dimulai kembali dengan  menyempatkan mampir ke SPBU dekat Islamic Center Samarinda. Lanjut memasuki dalam kota, melewati terminal Lempake, dan sampai lagi melewati jalan poros Samarinda Bontang. Kembali jalan tidak selalu mulus, mata harus jeli pada 'ranjau-ranjau' di beberapa ruas jalan. Perjalanan Samarinda-Sangatta tidak semulus seperti yang direncanakan. Top speed motor yang agak loyo, serta rantai belakang mengalami sedikit masalah karena gearnya yang mulai aus. Sempat mengalami lepas rantai saat jalanan lumayan sempit dan menanjak, dan inilah di mulai masalah yang terjadi berikutnya. Akibat rantai yang longgar dan terus goyang, CZL tidak betot gas maksimal. Efeknya pada waktu tempuh yang semakin lama.

Hanya kurang sejam dari Sangatta, sekitar pukul 18.00 WITA, CZl sempatkan mampir ke warung, mengisi perut yang mulai pagi belum terisi. Singgah 40 menit untuk sekedar nyantap rawon dan teh hangat di warung Arema sore itu. Karena kondisi tubuh terasa mulai dingin.

Perjalanan pun berlanjut, meski badan udah mulai letih hampir seharian di atas motor, tetapi tetap jalan karena sudah mendekati Sangatta. Tibalah di Sangatta sekitar pukul 19.30 WITA, mampir lagi ke SPBU. Inilah yang bikin CZL agak terganggu dengan kecilnya kapasitas tangki CS1. Dan odometer menunjukkan angka km 46.425,1. Disini CZL baru mengetahui kisaran jarak Samarinda-Sangatta yakni 161,3 km, yang notabene sering dilalui (via bis hehe...). Tangki BBM pun diisi penuh dan trip tetap berlanjut, mengurungkan niat beristirahat semalam di Sangatta. Dengan jarak tempuh Sangatta-Bengalon yang hanya satu jam saja (jadi teringat lagunya Zaskia Gothic... :P), motor mendadak agak rewel, bukan pada mesin, tetapi masalah yang tadi sempat muncul kini bertambah parah. Rantai terasa kendor, dengan jalan yang tidak selalu mulus, CZL harus pintar-pintar mainin kecepatan motor. Bila tidak rantai akan cepat mudah terlepas dari gear. Sempat empat atau lima kali rantai terlepas, dan CZL harus turun, pasang standart tengah benerin rantai di tengah hutan yang gelap, dimana juga gerimis, assem tenan jhee.. sisi kelam biker ya gini nih.., Untung sangat terbantu penerangan lampu LED yang menempel di atas roda belakang.

Setelah berjuang tidak hanya berjuang waktu dan tenaga, tetapi juga berjuang melawan keputus asaan kala itu.. Haha... Sampai juga di tempat tujuan. Jam menunjjukan pukul 20.40 WITA, odometer pada km 46.478,9. jadi total tercatat menpuh jarak 463,4 km. Kondisi motor jangan ditanya... tak luput dari debu dan lumpur pastinya. Dan, alhamdulillah... Sudah sampai baru hujan... Lega, syukur bingit rasanya....Memang, untuk menempuh jarak segitu, CZl merasa tunggangan dengan mesin standart ini kurang garang, terasa kurang gedhe isi silindernya, kurang torsi.
Yah, sekian cerita untuk turing Tanah Gogot-Bengalon edisi cuti pertama kali ini, yang pastinya tetep exited...

Salam biker nusantara! 

Trip Tanah Grogot, Kab. Paser - Bengalon Kutai Timur (Bagian 1)


Hehehe... Namanya juga biker, bahas tentang turing lagi. Ya, semenjak setelah memboyong janda CS1 kelahiran 2009 seharga 5.1 jeti, hobi turing semakin terasa, apalagi di jalanan provinsi kaltim yang masih seger, dalam artian tidak macet dan ramai, mengingat yang ditempuh jalan poros Tanah Grogot-Samarinda. Untuk Samarinda-Balikpapan jangan ditanya perihal jalanannya, merupakan jalan poros yang ramai dilalui banyak kendaraan antar dua kota besar, pastinya jalannya mulus. Melewati hutan, bukit, jalan berliuk berkelok, Wez gas pol... aman... Hanya Penajam-Tanah Grogot yang ada beberapa kondisi jalan rusak belum ada perbaikan dari pemda setempat.

Kali ini CZL dipindah tempatkan kerja (lagi). Bila semula di Tanah Grogot, paling ujung selatan tempat perusahaan CZL bekerja, sekarang di 'lempar' ke yang paling ujung utara, tepatnya di Bengalon Kutai Timur. Nah, coba dihitung saja itu melintasi berapa kab/kota. Kab Paser-Balikpapan-Samarinda-Kutai Timur, 4 kab/kota. Menambah jauh jarak tempuh CS125, yang awalnya motor hanya untuk kencan.. yaaaa... :D

Oke. ini salah satu perjalanan atau turing dari Tanah Grogot Kab Paser ke Bengalon Kutai Timur, Kaltim yang kedua kalinya. Istimewanya dari trip yang satu ini yaitu dilahap dalam satu hari 12 jam! Boringnya itu... perjalanan ditempuh seorang diri (mellas ee..) Tidak seperti sebulan sebelumnya yang singgah istirahat semalam dulu di Samarinda. Total catatan odometer si CS125 menempuh jarak 463.4 km, dari total jarak Tanah Grogot-Bengalon yang lebih dari angka itu. Karena ada jarak penyeberangan naik feri dari Penajam-Balikpapan yang praktis tidak membuat roda berputar (menambah angka odometer).

Awal kejadian dengan kronologi sebagai berikut.. (hehe.. macam kriminal saja pang..)
Start dari Tanah Grogot pukul 07.50 WITA, bisa dilihat dari foto odometer di  samping, menunjukkan angka km 46.015,5. Dua jam setengah kemudian sampai di pelabuhan Penajam, kembali berikut penampakan foto catatan odometer si CS125, km 46.152,7, atau tepatnya 137.2 km perjalanan. Dengan jarak segitu (137.2 km), ditempuh dalam waktu 2,5jam (termasuk singgah isi bensin sekali), bila dikalkulasi rata-rata kecepatan atau bahasa bekennya 'average speed'-nya hanya tidak melebihi 60km/jam. Disinilah dimana jalan rusak berpengaruh. Pada jalan yang yang mulus, CZL normal betot gas pada kisaran 85km/jam rpm hanya 8ribu.

Cerita selanjutnya silahkan klik di Bagian 2

Gantengnya Z250SL


Wiew... Lagi hangat-hangatnya berita akan lahirnya New Sonic 150R beserta saudara sepupunya CB150R facelift. Tapi disini ga akan bahas dua jagoan pabrikan sayap mengepak tersebut. Ini nih sekedar cerita, tadi lihat salah satu mini monster Kawasaki yang berkode BR250 sedang parkir depan toko... Hayoo siapa yang masih ingat motor dengan kode tersebut..? Atau malah baru dengar..? Sport 250cc yang lahir tahun kemarin jhee... Ninja Z250SL. Versi naked dari Ninja 250RR mono.


Hehehe.. Balik awal cerita lagi.
Kemarin-kemarin seh sempat naksir sama yang berbaju (fairing) aka RR mono. Lasngsing, singset, aksen mata dengan desain simple, tapi tetep macho khas Kawasaki. Mungkin saja yang kurang tau tentang motor ini, sedikit banyak akan mengira kubikasi silindernya hanya 150cc, dilihat dari bentuk tubuhnya yang tidak terlalu 'gemuk'. Coba tengok motor 150 fairing terbaru layaknya CBR150 ataupun R15, yang notabene memiliki postur tubuh melar, padahal hanya menggendong mesin 150cc seperti Satria FU... Hihihi.. Ojo ngguyu... Mungkin New CBR berikut R15 dilahirkan untuk memberikan taste 'moge' bagi ridernya.

Nah, mungkin sebenarnya tidak hanya tadi sekali waktu melihat si Z250SL. Mungkin dari kesekian waktu yang terasa jarang, baru tadi bisa melihat Z250SL berkelir khas hijau hitam parkir santai. Jian ngganteng... Assem... Pertama sorot dari 'mata satu'nya... mengingatkan head lamp New Vixion Advance. G percaya? Coba lihat ulang. Kedua, shroudnya.. desainnnya simple tidak terlalu banyak bentuk lekukan, hanya seperti bumerang, tapi lagi-lagi Kawasaki dengan cantik memoles bagian ini tampak gagah berotot. Ketiga, rangkanya jhee... Pipa tubular begitu menampakkan otot-ototnya yang kokoh... Stomp lamp? Kalau kita di lapangan, dan CZL sendiri juga memiliki opini bahwa motor sport identik dengan buritan yang runcing serta stop lamp minimalis. Tetapi Kawasaki lewat Z250SL-nya berani anti-mainstream dengan memberi desain stop lamp oval dengan ukuran yang CZL kira termasuk lebar. Dan hasilnya..? Klop! Maksudnya ga ada yang dirasa kurang sedap di pandang mata dari segi stoplampnya. Hanya kalau dari terawangan kacamata CZL pribadi, kurang nyaman sama desain knalpotnya, ujungnya itu lho.. sisi runcingnnya mengarah kiri, bukan ke bawah. Ini opini pribadi saja sih...

Lanjut si Ninin di bawa oleh yang punya... Haha.. orang CZL hanya sekedar 'memandang' di dalam kaca toko (mellas ee). Last, postingan ini (ataupun post lain dalam blog ini) bukan untuk mempromosikan produk tertentu, hanya sekedar uneg-uneg, seperti tujuan awal blog ini dibuat. Wong CZL juga bukan sales, hanya sesama biker, yang juga memiliki motor dengan dua merk berbeda. Oke, semoga bermanfaat!

Salam Biker Nusantara !

Saturday 11 April 2015

0210080356

0210080356
0210080356
0210080356

Preparing...


Loading...


Almost done...


Please wait...


Result...


ERRO