Thursday 15 May 2014

Yamaha Dan Ducati Dibalik Ketangguhan Honda (Part-1)

Empat seri gelaran balap motor motoGP telah bergulir. Kesemua podiumnya dipuncaki oleh rider nomor 93 Mark Marquez dengan motor Hondanya. Ya, beberapa musim terakhir Honda terlihat paling "gagah" di motoGP. Semenjak era awal dibuatnya SSG (Seamless Shift Gearbox) musim 2011, lalau pengaplikasian teknologi robot Asimo pada RC213V.

Tetapi, dibalik kegagahan Honda, Yamaha dan Ducati yag sampai saat ini masih meraba-raba untuk mengungguli Honda, memiliki ciri khas sendiri. Yamaha memiliki ciri khas mesin Crossplane Crankshaft. Sementara Ducati dengan Desmodromic-nya.

Crossplane Crankshaft Yamaha
Crossplane Crankshaft adalah poros engkol dengan desain silang atau dengan kata lain memiliki durasi pengapian 90 derajat. Konstruksi seperti ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya digunakan pada mesin pembakaran internal. sebelumnya sistem seperti ini pernah diterapkan Cadylac pada muscle car bermesin V8 milik mereka. Yamaha menerapkan crossplane crankshaft lebih untuk mendapatkan gaya tolak atau torsiyang lebih merata serta redaman yang sangat tinggi pada area crankshaft atau poros engkol.

Hal ini bru diadopsi karena biasanya mesin 4 silinder menerapkan pola pengapian 180 derajat, sehingga pola pembakaran dapat terjadi dengan meratadan durasi yang bergantian mulai silinder pertama sampai silinder keempat. Hal ini sangat berbeda dengan mesin sistem crossplane pembakaran terjadi bergantian antara empat silinder namun dengan durasi yang tidak meratadikarenakan desain poros engkol yang bersilangan. Hasilnya, Yamaha M1 mampumelakukan proses berbelokdan berganti arah dengan sangat stabildan kontrol yang maksimal.

Saat pertama kali mesin prototype inline 4 silinder dengan crossplane crankshaft di uji coba,test rider membuat pernyataan yang membuat direktur teknis, Masao Furusawa, menjadi sangat tertegun. Test rider mengatakan bahwa Yamaha M1 desain baru tersebut terasa sangat lambat daripada model sebelumnya.

Namun dari data yang dimiliki dalam pencatatan waktu tiap putaran, M1 baru tersebut justru membuat pencapaian yang lebih baik dibanding model lama. Hal ini terjadi karena sistem crossplane sangat lembut dan jauh lebih halus, sehingga rider tidak merasakan sisi agresif bahkan merasa M1 baru sangat lamban

Untuk Desmodromic Ducati ditunggu dipostingan selanjutnya ya.

Salam biker Nusantara!

No comments: