Sunday 19 February 2017

SEPASANG KEKASIH – Bagian 1

Apakah cinta membutuhkan subjek? Percintaan tak akan terjadi jika tak ada pelakunya. Cinta yang ada pasti hinggap pada sepasang kekasih. Pelaku iilah yang membuat cinta terasa hidup. Getar-getar cinta akan dapat diwujudkan dalam bentuk nyata sehingga mampu dilihat oleh mata. Sepasang kekasih yang terbuai oleh cinta, keduanya akan selalu menampakkan rasa cinta itu kepada pasangannya baik dalam perbuatan, ungkapan, dan perasaan hatinya. Yang kemudian orang kan mengetahui dan melihat siapa dan dimana cinta itu hinggap. Jangan pernah berfikir bahwa cinta tak membutuhkan pelaku. Cinta yang hadir tanpa adanya subjek maka itu bukanlah cinta. Karena memang takkan pernah hadir sebuah cinta tanpa hasirnya sepasang kekasih.
Bapak nabi Adam as mencintai Ibu Siti Hawa. Sebelum kehadirannya, Nabi Adam terasa kesepian dan hampa hidup di di surga tanpa ada yang menemaninya. Maka Allah SWT kemusian menciptakan Ibu Siti Hawa dan akhirnya cinta hadir di lubuk hati terdlam keduanya. Yang kemudian dari cinta itulah lahirlah keturunan umat manusia hingga kini. Begitulah Trilogi Cinta yang kedua.
Lalu, selama memadu kasih sepasang kekasih itu tak akan pernah selalu berjalan di jalan di ajaln yang panjang, lurus tanpa kerikil. Walaupun cinta menjadi dasar kehidupannya, mereka akan dipenuhi onak dan duri serta berjalan di ombak yang menggulung-gulung. Mungkin ada perseliishan dari berbagai masalah yang ada, atau juga bentrok akibat kondisi yang sudah ada. Hal tersebut merupakan hal yang biasa bagi seorang manusia.
Manusia yang penuh cinta pasti akan diuji dengan rasa cintanya tersebut. Benarkah cinta tu tulus walaupun diriku penuh dengan kekurangan? Maukah dirinya menerimaku meskipun diriku jauh dari apa yang diharapkannya? Seseorang takkan pernah disebut pencinta sebelum dia membuktikan bahwa segala apa yang menjadi masalahnya dan dirinya (kekash) tak menghalanginya untuk tetap mencintainya (kekasih).
Justru dengan inilah kadar kecinttan seseorang dapat diukur. Apakah ia mencintai seluruh hidupku? Apakah hanya kelebihanku saja yang ia cintai sedangkan apa yang menjadi kekurangan ku ia benci?
Maka pecinta yang sesungguhnya total mencintai kekasihnya. Walaupun dikemudian hari nantinya diketemukan masalah seperti itu. Dia justru akan menjadi pelengkap bagi kekurangan diri kekasihnya. Ia mensyukuri kelebihan yang dimilikinya dan saling melengkapi kekurangan yang ada. Sebab takkan pernah ada manusia yang hidup sempurna sejati.
Oleh karena itu, hati manusia jelas berbohong, jika ia mengatakan “Aku mencintaimu apa adanya, sayangku!”. Namun iaa belum membuktikan dalam kehidupan yang nyata. Tentunya dibuktikan dalam sebuah rumah tangga yang telah memalui proses pernikahan yang sah.
Selain itu, bagi sepasang kekasih ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan untuk memilih pasangannya. Merujuk pada Al-qur'an dan hadits Rasulullah, menentukan pilihan pasangan hidup bukanlah hal yang remeh dan mudah. Pilihan seseorang pasti didasari oleh arsa cinta antara hati dan hati serta logika (akal).
Namum dalam ajaran Islam melalui sabda Rasulullah yang membimbing umatnya dalam memilih pasangan hidup. Beliau berdabda :”Waniat dinikahi karna 4 hal yaitu, hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang mempunyai agama nscaya kamu akan mendapatkan semuanya.:
Beliau menekankan kepada umatnya baik laki-laki maupun perempuan sebaiknya memilih pasangan hidup dengan bekal agama. Pilihlah agamanya yang kokoh dan kuat karena dengan agama hal-hal yang berbau keduniawian seperti kecantikan, kekayaan, kemuliaan, keturunan dan lainnya akan ikut meyertainya. Agama yang kokoh akan mampu menjadi kendali terhadap dunia yang didapatkannya. Orang tidak akan terombang-ambing menjadi pecinta dunia dalam kehidupan rumah tangganya kelak. Barometer tujuan hidupnya jelas bahwa ia hidup hanya untuk meraup keridhoan Allah SWT dengan amal dan takwa.

No comments: