Saturday, 25 February 2017

Gerhana Dalam Ajaran Nabi Muhammad SAW


Pada saat Nabi SAW diutus. Maka orang-orang kafir Mekkah bersegera menanamkan keragu-raguan terhadap risalah penutup para nabi ini.

Akan tetapi bagaimana Nabi SAW menyikapi fenomena ini ndan bagaimana berbicara tentangnya? Apakah beliau mencampur aduk ucapan beliau dengan dongeng-dongeng yang melekat tersebut? Ataukah beliau meletakkan ilmu astronomi modern? Kita akan melihat pada artikel ini bagaimana terjadinya gerhana bulan. Kita akan berbicara tentang rahasia fenomena yang indah ini. Apa yang telah disingkap oleh para peneliti abad 21. Di samping itu kita akan merenungkan apa yang telah disabdakan oleh Nabi kita yang mulia tentang fenomena ini pada 14 abad yang lalu.


Apakah Gerhana Bulan Itu?

Denag sederhana kita akan katakan bahwa fenomena gerhana bulan berkaitan dengan tiga benda langit, yakni matahari, bulan, dan bumi. Bulan berputar mengelilingi bumi pada garis edar yang telah ditentukan. Bumi bersama bulan berputar di garis edarnya mengelilingi matahari. Inilah yang diisyaratkan oleh al-Qur'an yang artinya:
Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yasin: 40)

Garis-garis peredaran ini saling bertemu dan bersinggungan. Sekalipun demikian, masing-masing benda langit angasa tersebut tetap terjaga pada garis edarnya masing-masing, tidak pernah terjadi tabrakan sedikitpun dalam sistem alam raya yang menakjubkan ini. Oleh karena itulah Allah SWT menerangkan pemandangan ini kepada kita dengan firman-Nya yang artinya:
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak bisa mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” (QS Yasin:40)

Akan tetapi kadang-kadang bulan lewat di hadapan matahari hingga menutupi cahayanya, maka inilah yang disebut dengan gerhana matahari (Kusuf, Solar Eclipse). Jika bulan lewat di depan matahari dalam bentuk yang utuh , maka cahaya matahari pun tertutup secara total (mengahalangi sinar matahar dari bumi). Maka terjadilah gerhana matahari total. Adapun jika bulan lewat di depan matahari dan menutup sebagian cahaya matahari, maka ini yang disebut gerhana matahari parsial (sebagian).

Selama gerhana matahari, sebenarnya bulan membuat dua bayangan terhadap bumi. Bayangan pertama disebut dengan “Umbra” yang hanya mencapai sebagian kecil permukaan bumi. Bayangan lainnya disebut “Penumbra”, dimana bayangannya mencapai bumi lebih besar dari “umbra”. Hal ini menyebabkan secara perlahan langit menjadi gelap. Jika bulan dan matahari berada pada satu garis yang sempurna, maka disebut Gerhana Total. Gerhana matahari total hanya dapat dilihat dari daerah permukaan bumi yang terkena bayangan “umbra” Gerhana total sangat jarang terjadi. Mungkin seseorang hanya dapat menyaksikannya sekali dalam seumur hidup. Bulan adalah daratan dingin yang luasnya kurang lebih 3.500 km. Bulan mengitari bumi selama 29,5 hari, maka di tengah-tengah perputaran tersebut bulan melewati beberapa orbit hingga dia menjadi hilal (bulan sabit) kemudia menjadi purnama dan kemudian mengecil dan menjadi hilal kembali. Begitulah seterusnya.

No comments: