Apakah
cinta membutuhkan subjek? Percintaan tak akan terjadi jika tak ada
pelakunya. Cinta yang ada pasti hinggap pada sepasang kekasih. Pelaku
iilah yang membuat cinta terasa hidup. Getar-getar cinta akan dapat
diwujudkan dalam bentuk nyata sehingga mampu dilihat oleh mata.
Sepasang kekasih yang terbuai oleh cinta, keduanya akan selalu
menampakkan rasa cinta itu kepada pasangannya baik dalam perbuatan,
ungkapan, dan perasaan hatinya. Yang kemudian orang kan mengetahui
dan melihat siapa dan dimana cinta itu hinggap. Jangan pernah
berfikir bahwa cinta tak membutuhkan pelaku. Cinta yang hadir tanpa
adanya subjek maka itu bukanlah cinta. Karena memang takkan pernah
hadir sebuah cinta tanpa hasirnya sepasang kekasih.
Bapak
nabi Adam as mencintai Ibu Siti Hawa. Sebelum kehadirannya, Nabi Adam
terasa kesepian dan hampa hidup di di surga tanpa ada yang
menemaninya. Maka Allah SWT kemusian menciptakan Ibu Siti Hawa dan
akhirnya cinta hadir di lubuk hati terdlam keduanya. Yang kemudian
dari cinta itulah lahirlah keturunan umat manusia hingga kini.
Begitulah Trilogi Cinta yang kedua.
Lalu,
selama memadu kasih sepasang kekasih itu tak akan pernah selalu
berjalan di jalan di ajaln yang panjang, lurus tanpa kerikil.
Walaupun cinta menjadi dasar kehidupannya, mereka akan dipenuhi onak
dan duri serta berjalan di ombak yang menggulung-gulung. Mungkin ada
perseliishan dari berbagai masalah yang ada, atau juga bentrok akibat
kondisi yang sudah ada. Hal tersebut merupakan hal yang biasa bagi
seorang manusia.
Manusia
yang penuh cinta pasti akan diuji dengan rasa cintanya tersebut.
Benarkah cinta tu tulus walaupun diriku penuh dengan kekurangan?
Maukah dirinya menerimaku meskipun diriku jauh dari apa yang
diharapkannya? Seseorang takkan pernah disebut pencinta sebelum dia
membuktikan bahwa segala apa yang menjadi masalahnya dan dirinya
(kekash) tak menghalanginya untuk tetap mencintainya (kekasih).
Justru
dengan inilah kadar kecinttan seseorang dapat diukur. Apakah ia
mencintai seluruh hidupku? Apakah hanya kelebihanku saja yang ia
cintai sedangkan apa yang menjadi kekurangan ku ia benci?
Maka
pecinta yang sesungguhnya total mencintai kekasihnya. Walaupun
dikemudian hari nantinya diketemukan masalah seperti itu. Dia justru
akan menjadi pelengkap bagi kekurangan diri kekasihnya. Ia mensyukuri
kelebihan yang dimilikinya dan saling melengkapi kekurangan yang ada.
Sebab takkan pernah ada manusia yang hidup sempurna sejati.
Oleh
karena itu, hati manusia jelas berbohong, jika ia mengatakan “Aku
mencintaimu apa adanya, sayangku!”.
Namun iaa belum membuktikan dalam kehidupan yang nyata. Tentunya
dibuktikan dalam sebuah rumah tangga yang telah memalui proses
pernikahan yang sah.
Selain itu, bagi sepasang kekasih ada beberapa hal yang dapat
dijadikan acuan untuk memilih pasangannya. Merujuk pada Al-qur'an dan
hadits Rasulullah, menentukan pilihan pasangan hidup bukanlah hal
yang remeh dan mudah. Pilihan seseorang pasti didasari oleh arsa
cinta antara hati dan hati serta logika (akal).
Namum
dalam ajaran Islam melalui sabda Rasulullah yang membimbing umatnya
dalam memilih pasangan hidup. Beliau berdabda :”Waniat
dinikahi karna 4 hal yaitu, hartanya, keturunannya, kecantikannya,
dan agamanya. Pilihlah wanita yang mempunyai agama nscaya kamu akan
mendapatkan semuanya.:
Beliau
menekankan kepada umatnya baik laki-laki maupun perempuan sebaiknya
memilih pasangan hidup dengan bekal agama. Pilihlah agamanya yang
kokoh dan kuat karena dengan agama hal-hal yang berbau keduniawian
seperti kecantikan, kekayaan, kemuliaan, keturunan dan lainnya akan
ikut meyertainya. Agama yang kokoh akan mampu menjadi kendali
terhadap dunia yang didapatkannya. Orang tidak akan terombang-ambing
menjadi pecinta dunia dalam kehidupan rumah tangganya kelak.
Barometer tujuan hidupnya jelas bahwa ia hidup hanya untuk meraup
keridhoan Allah SWT dengan amal dan takwa.
Lanjut
SEPASANG KEKASIH – Bagian 2
No comments:
Post a Comment