Sunday, 19 February 2017

SEPASANG KEKASIH – Bagian 2


Berbeda dengan seseorang yang memilih pasangan hidupnya dengan barometer dunia yaitu kecantikan, harta, kedudukan dan keturunan. Jika harta menjadi sandaran dalam rumah tangga, ketika hartanya habis maka hancur pula bangunan rumah tangganya. Sebab bagaikan mesin mobil yang hilang. Maka mobil itu takkan mampu berjalan. Dengan harta yang habis, operasional rumah tanga juga takkan berjalan. Sang kekasih hanya senang ketika pasangannya berlimpah harta, pangkat, keturunn dam kecantikan. Ia sebenarnya mencintai dunianya bukan yang dititipi dunia. Jadi akan hampa cinta yang ada dalam jiwanya. Kalaupun mesra dalam melayani pasangannya, itupun hanya topeng belaka sambil berharap kematian datang agar ia bisa mewarisi semua hartanya. Jadi berhati-hatilah.
Jika begini adanya, rumah tangga hanya akan diukur dari segi materi. Segala apa yang ada dan terjadi dinilai dengan seberapa besar materi/harta yang ada dan dipergunakan. Rasa kasih sayang akan pupus dan sirna. Dia berkeyakinan dengan mencukupi segala kebutuhan anak-anaknya denagn materi, mereka akan patuh dan tunduk kepada orang tua. Padahal anak membutuhkan lebih dari sekedar materi. Kejiwaan dari dalam hati yang tuus dengan kasih sayang yang melimpah lebih mereka butuhkan.
Mka tak heran, jika banyaknya broken home (rumah tangga hancur) lebih sering didominasi oleh kaum orang kaya yang kering suasana kasih sayang. Walaupun tak menutup kemungkinan golongan orang miskin itu juga mengalaminya.
Selanjutnya pilihlan pasanganmu dengan bebas tanpa paksaan. Artinya setiap manusia telah dijodohkan oleh Allah SWT. Tidak mungkin Allah SWT menciptakan manusia tanpa pasangannya. Dimanapun ada laki-laki pasti ada perempuan. Setiap perjodohan itu pasti akan terjadi dan hanya waktu disertai ikhtiar (usaha) dan jga izin Allah SWT yang menentukan.
Didalam memilih kita bisa berdiskusi dengan keluarga, sahabat, guru, dan lainnya. Supaya mendapat pandangan dari berbagai pihak untuk lebih baik dalam memilihnya. Namun pilihan tetap jatuh dalam genggama amnda sendiri. Jadi hindarkan diri anda dari paksaan dan memaksa.
Namun dalam kasus lain, terkadang orang tua memaksakan kehendaknya agar si anak mau menikah dengan pilihannya (orang tua). Agar tidak terjadi kontra dlam perjodohan semacam ini maka komunikasi antara orang tua dan si anak adalah solusinya. Membeberkan kemauan orang tua dan anak agar dapat diketahui dan dipahami dengan baik dan tentunya dengan kepala dingin. Tidak ada masalah yang tanpa jalan keluar. Semua masalah diciptakan oleh Allah SWT pasti dipasangkan dengan jalan keluarnya.
Oleh karena itu jadilah sepasang kekasih yang saling mencintai dengan mengangkat harkat dan martabat cinta. Berjuanglah untuk menggapai cinta. Cinta yang benar dan tulus. Jangan bersembunyi dibalik kata cinta tapi memendam kebusukan hati untuk menghianati cinta.

Sepasang kekasih
bagaikan sepasang burung merpati yang bercumbu mesra
diatas dahan pohon yang rindang.
Melantunkan nyanyian indah nan merdu
penuh rahasia cintanya

No comments: