Yakin
terhadap Allah SWT adalaj sebuah perkara yang agung, dimana kita
banyaj melalaikannya. Betapa kita sangat membutuhkan terhadap
keyakinan ini pada hari ini, agar kita bisa mengembalikan
keseimbangan hidup yang terpecah belah. Akan Tetapi pakah yang
dimaksud dengan yakin terhadap Allah SWT tersebut?
Yakin
terhadap Allah, kita dapati pada diri Ibrahim AS saat beliau
dilemparkan ke api, beliau berkata dengan keagungan keyakinannya
terhadap Allah SWT , “Cukuplah Allah bagi kami, Dia adalah
sebaik-baiknya penolong.” Maka
datanglah perintah Allah SWT yang artinya : “Kami
berfirman : “Hai apo menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah
bagi Ibrahim”. (QS Al-Anbiya'
: 69)
Yakin terhadap Allah kita dapati pula pada diri Hajar AS saat
suaminya pergi dan meningglakannya di suatu lembah tandus tanpa
tanaman. Sebuah padang pasri kering, matahari yang membakar dan
tempat yang tandus. Dia berkata:
“Wahai
Ibrahim kemana engkau pergi, engkau meninggalkan kami di lembah yang
tidak ada manusia dan apapun?!” Beliau
bertanya demikian hanya sekedar ingin mendengar jawaban dari suaminya
yang bisa menenangkan hatina. Maka tatkala tetap diam membisu, meski
telah ditanya berulang-ulang, dia merubah pertanyaan :
“Apakah
Allah yang memerintahmu berbuat ini?” Maka
saat Ibrahim menganggukkan kepala tanda setuju, Hajar berkata dengan
penih keyakinan :
“Jika
demikian Dia tidak akan menelantarkan kami.”
Kemudian
memancarlah air zam-zam, dan kekallah sa'inya
(perjalanan Hajar dari Shafa ke Marwah yang diabadikan dalam ibadah
haji). Seandainya dulu dia menolak, dan pergi, maka ada saat ini kita
tidak akan menikmati keberkahan air zam-zam.
Yakin terhadap Allah SWT, anda bisa mendapatinya pada orang-orang
yang dikatakan pada mereka :
“Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka.” (QS
Ali Imron: 173)
Akan tetapi keyakinan merekan terhadap Allah SWT lebih besar dari
kekuatan musuh dan jumlah mereka. Maka mereka berkata dengan penuh
keyakina terhadap Allah SWT yang artinya :
“Cukuplah
Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baiknya pelindung. Maka
mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah,
mereka tidak mendapat bencana apa-apa.” QS
Ali Imron: 173-174)
Keuakinan terhadap Allah SWT, anda dapati pada orang yang berjalan
dengan tegap lagi mulia dengan agamanya, cita-citanya membumbung
tinggi di langit, berada di antara orang-orang yang
mengangguk-anggukkan kepalanya kareena takut dengan ucapan manusia.
Yakin terhadap Allah SWT adalah sebuah nikmat kehidupan, ketenangan
jiwa, puncak kesenangan dan nyanyian kebahagiaan.
**
Wahai hamba-hamba Allah! Dimanakah keyakinanmu terhadap Allah?
Wahai orang-orang yang menghendaki istri shalihah lagi cantik,
dimanakah keyainanmu terhdap Allah?!
Wahai orang-orang yang menghendaki suami yang bertakwa, yang bisa
membahagiakanmu, dimanakah keyakinanmu terhadap Allah?!
Wahai orang-orang yang berhenti menuju jalan hidayah, dimanakah
keyakinanmu terhadap Allah?!
Rabb-mu
telah berfirman: “Berdo'alah kalian kepada-Ku, Aku akan
mengabulkan do'a kalian.” Maka
adakah yang lebih jujur daripada Allah SWT?!
Ya Allah tetapkanlah kecintaan-Mu di dalam dada-dada kami, dan
perkuatlah ia, berikanlah taufik kepada kami untuk mensyukuri-Mu, dan
mengingat-Mu. Berikanlah rezeki kepada kami berupa persiapan untuk
menemui-Mu.
Jadikanlah akhir penutup lembaran-lembaran hidup kami adalah kalimah
tauhid:
[input kalimat syahadat]
Maha suci Allah, dengan segenap pujian milik-Nya, Maha suci Allah
yang Maha Agung.
Mudah-mudahan sholawat dan salam tercurahkan kepada nabi kita
Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya RA.
Sumber
: Qiblati edisi 11 tahun II – Agustus 2007 M / Rajab 1428 H
No comments:
Post a Comment